Sekolah Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School Banda Aceh menggelar program Edu Elementary Festival pada Sabtu (8/2/2020). Program yang dilaksanakan di gedung semi oudoor Sekolah Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School hingga siang hari tersebut, merupakan program perdana yang terselenggara bersama seluruh siswa-siswi SD Sekolah Teuku NyakArif Fatih Bilingual School di tahun 2020 ini. Kegiatan festival pendidikan ini pun diramaikan oleh kehadiran para orang tua siswa, guru, staf, masyarakat setempat, dan siswa dari beberapa sekolah lainnya.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Sekolah SD Teuku Nyak
Arif Fatih Bilingual School, Maelani dan dilanjutkan dengan penampilan Tari Ratoh Jaroe oleh klub tari SD Sekolah
Teuku Nyak Arief Fatih yang berada di kawasan Darussalam, Banda Aceh. Dalam
sambutannya, Maelani menyampaikan bahwa terdapat tiga mata pelajaran pada festival
ini, meliputi pelajaran English, science,
dan maths. “Semoga program ini dapat memberikan
motivasi kepada seluruh siswa-siswi
untuk dapat lebih mencintai ilmu pengetahuan dan dapat meningkatkan kepercayaan
diri mereka,” harap Maelani menutup pidato sambutannya.
Selanjutnya, kegiatan
ini juga dibuka dengan acara pemberian penghargaan kepada para pemenang lomba Thailand International Mathematical Olimpiad
(TIMO) 2019, Southeast AsianMathematical Olimpiad (SEAMO) 2019, dan kompetisi salawat yang telah
digelar pada periode bulan Januari 2020 silam.
Setelah acara pembukaan, para orang tua dan pengunjung
yang datang, diajak untuk berkeliling stan yang diisi dengan aneka permainan
menarik dan percobaan-percobaan sederhana yang menyenangkan, seperti permainan riddle dari stan maths, spelling bee by using pictures
dari stan English, percobaan elephant toothpaste dari stan science,
dan sebagainya. Para pengunjung yang hadir berkesempatan untuk memainkan
permainan dan percobaan yang dipamerkan oleh siswa-siswi di stannya
masing-masing. Menariknya, bagi para orang tua dan pengunjung yang berhasil,
mereka juga akan diberikan poin yang dapat ditukarkan dengan barang. Terdapat
pula stan kuis untuk pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) yang mana, para
pengunjung akan ditantang untuk menjawab soal-soal yang berkaitan dengan
pelajaran tersebut.
Untuk memeriahkan program tersebut, terdapat pula stan
permainan EduElation dan stan Social Emotional Learning atau yang
lebih dikenal dengan S.E.L. Di akhir acara pun dilakukan penarikan undian doorprize yang terdiri dari belasan hadiah
menarik. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wadah silaturrahmi di antara
seluruh pihak sekolah, siswa, orang tua, dan masyarakat setempat.
SD-SMP-SMA Fatih Bilingual School bersama SD-SMP-SMA Teuku
Nyak Arif Fatih Bilingual School menghelat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
1441 H. Peringatan Maulid ini dilaksanakan hingga siang hari pada hari Sabtu, 1
Februari 2020, bertempat di area sekolah SD-SMP-SMA Fatih Bilingual School,
Lamlagang, Aceh Besar, dan dibuka
dengan pidato sambutan yang disampaikan oleh Nurhadi Hafman, General Manager SD-SMP-SMA Fatih Bilingual
School. Selanjutnya, kegiatan ini diresmikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh, Dr Saminan
M.Pd., mewakili Wali Kota Banda Aceh. Kehadiran Dr Saminan M.Pd juga mewakili
sejumlah pejabat di jajaran Dinas Pendidikan Aceh maupun Dinas Pendidikan Kota
Banda Aceh. Terlihat beberapa tamu undangan juga memenuhi bangku yang telah
tersedia, seperti Ketua Yayasan Fatih Indonesia dan mantan pejabat Rektor
Unsyiah.
Dalam
peringatan tahunan ini, terdapat penampilan tari Aceh dan penampilan nasyid yang
dipersembahkan oleh siswa-siswi Fatih Bilingual School sehingga acara tersebut
terlihat semakin semarak. Adapun salah satu acara puncak dari peringatan ini
adalah siraman rohani oleh Tgk.
Aria Sandra MAg, pengajar di Dayah Mahyal Ulum Al-Aziziyah, Sibreh, Aceh Besar.
Beliau menyampaikan kisah keteladanan Rasul yang wajib ditiru oleh seluruh umat
hingga akhir zaman. Tgk. Aria Sandra Mag juga menyampaikan hadist mengenai
kedekatan Rasul bersama anak yatim. Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu
‘anhu dia berkata:
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku dan orang yang menanggung anak
yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya.
Acara puncak
selanjutnya berupa pembagian paket santunan anak yatim kepada 107 siswa-siswi
SD secara simbolis. Selanjutnya, pembagian paket anak yatim ini akan
dilaksanakan dalam beberapa tahap kepada ratusan anak yatim yang tersebar di
berbagai sekolah dan panti asuhan untuk wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar. Paket santunan anak yatim ini terdiri atas tas sekolah, alat dan
buku tulis, tumbler, handuk, dan lainnya.
Seluruh
santunan yang terkumpul merupakan donasi dari civitas kedua sekolah dan juga
didapatkan dari program “market day” yang dilaksanakan oleh siswa, staf, dan
guru-guru. Selain itu, sumbangan untuk
paket santunan ini juga didapatkan dari alumni Sekolah Fatih di Banda Aceh dan
dari Yayasan Bina Insan Negeri (Yasbin). “Semoga niat kita membahagiakan
anak-anak yatim dapat menjadi syafaat di akhirat kelak,” jelas Nurhadi Hafman.
Syarifah Diva Masthura, S.Pd. dan Nabila Mariska Iskandarsyah, S.E.,
merupakan dua alumni di SMA Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School beberapa
tahun yang silam. Kedua dari mereka merupakan angkatan kedua. Gadis yang akrab
disapa dengan Diva ini adalah gadis berdarah Aceh, kelahiran 2 Oktober 1995. Ia
merupakan anak dari bapak H.Said Alwi (Alm) dan ibu Hj. Wanti Hasmi. Ia
memiliki tiga saudara perempuan dan seorang saudara laki-laki. Sedangkan gadis
yang akrab disapa dengan Nabila ini, merupakan anak dari bapak Dr.Iskandarsyah
Madjid, SE, MM.dan ibu dari Mardiyahwati Nasution, SE. Ia lahir pada tanggal 21
April 1995. Sedikit berbeda dengan Diva, Nabila hanya memiliki seorang saudara
laki-laki.
Kedua alumni yang sama-sama memiliki jiwa travelling ini, pernah mewakili SMA
Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School ke tingkat nasional dan internasional. Pada
tahun 2012, Diva pernah menjadi salah satu finalis yang mengikuti kegiatan Folklore di Jakarta. Di tahun yang sama,
Nabila mewakili SMA Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School dalam ajang Japan Student Exchange – Indonesian
Delegation for ASENET. Setelah menyelesaikan masa studi di SMA Teuku Nyak
Arif Fatih Bilingual School, kedua dari mereka melanjutkan ke universitas yang
berbeda. Diva melanjutkan ke UIN Banda Aceh dan mengambil Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah pada tahun 2013.
Sedangkan Nabila, memilih untuk melanjutkan pendidikannya di UNSYIAH, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis di tahun yang sama. Kendatipun berbeda langkah, kedua alumni
ini sama-sama mampu menamatkan masa studinya dengan gelar kehormatan, cumlaude, di bulan Agustus 2017 yang lalu. Dengan
menyandang predikat cumlaude, Diva dan Nabila mengaku siap untuk terjun ke
ranah pekerjaan
Adapun riwayat
pendidikan Diva sebelumnya adalah ia pernah menjadi siswi di TK Al-Azhar Langsa
di tahun 2000, menjadi siswi di SDN 1 Kuala Simpang di tahun 2007, dan menjadi
siswi di SMP Al-Azhar Medan di tahun 2010. Sedangkan Nabila, pernah menjadi
siswi di TK Pertiwi Banda Aceh di tahun 2000 dan SD Percontohan Banda Aceh di
tahun 2007. Pada saat kenaikan kelas empat SD, ia harus pindah ke SK Bukit
Gambir Malaysia dan pada saat kenaikan kelas kelas enam, ia pindah lagi ke SDN
1 Banda Aceh. Di tahun 2007, ia melanjutkan pendidikannya di SMPN 1 Banda Aceh.
Diva yang juga merupakan pecinta warna ungu ini, sejak dulu memilki cita-cita
sebagai guru dan pramugari. Sedangkan Nabila yang merupakan pecinta warna
tosca, bermimpi ingin menjadi seorang pengusaha sukses. Kedua gadis yang sangat
menyukai sate ini. memiliki motto hidup yang senantiasa dapat menjadi
penyemangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. “If you believe in yourself,
anything is possible” (Diva). Sedangkan motto hidup Nabila adalah “Hidup adalah
bagaimana kamu menghadapi resiko dengan cara kamu sendiri.” Sebagai alumni,
Diva dan Nabila pun menaruh beberapa harapan untuk generasi angkatan SMA Teuku
Nyak Arif Fatih Bilingual School kedepan. Mereka berharap agar angkatan
selanjutnya dapat meraih kesuksesan, senantiasa menjaga nama baik alumni SMA Teuku
Nyak Arif Fatih Bilingual School, dan dapat menjalin silaturahmi dengan
alumni-alumni sebelumnya.
Literasi di Lingkungan Sekolah Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School | Oleh Hasniyati, S.Pd.,M.Pd.
Literasi tidak sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Literasi merupakan keterampilan penting dalam hidup. Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik memengaruhi tingkat keberhasilannya, baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
Hal yang paling mendasar dalam praktik literasi adalah kegiatan membaca. Keterampilan membaca merupakan fondasi untuk mempelajari berbagai hal lainnya. Kemampuan ini penting bagi pertumbuhan intelektual peserta didik. Melalui membaca peserta didik dapat menyerap pengetahuan dan mengeksplorasi dunia yang bermanfaat bagi kehidupannya.Membaca memberikan pengaruh budaya yang amat kuat terhadap perkembangan literasi peserta didik. Sayangnya, sampai saat ini prestasi literasi membaca peserta didik di Indonesia masih rendah, berada di bawah rata-rata skor internasional. Dari laporkan hasil studi yang dilakukan Central Connecticut State University di New Britain, diperoleh informasi bahwa kemampuan literasi Indonesia berada pada peringkat 60 dari 61 negara yang disurvei (Jakarta Post, 2016).
Dari sekian banyak program yang diadakan di Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School, program literasi merupakan salah satu program yang juga mendapat antusias di kalangan sekolah. Program literasi di sekolah mempunyai tujuan untuk menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat, menumbuh kembangkan budaya literasi di sekolah, menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan, dan menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, sekolah mengadakan berbagai macam kegiatan untuk menunjang program tersebut. Salah satunya dengan mewajibkan siswa membaca novel yang setiap hari akan dicatat jumlah halaman bacaan, kemudian setiap hari Rabu siswa akan mengumpulan hasil bacaan kepada koordinator literasi yang selanjutnya akan direkap. Setiap akhir semester, sekolah akan memilih masing-masing tiga orang siswa, baik jenjang SMP maupun SMA, yang jumlah bacaan paling banyak. Siswa yang membaca paling banyak akan mendapat award sebagai bentuk apresiasi sekolah dan memotivasi siswa agar lebih tekun dalam membaca.
Program membaca tidak hanya ditujukan untuk siswa, tetapi juga untuk guru-guru dan karyawan lainnya. Satu hari dalam satu minggu guru-guru akan mangadakan program membaca dengan membaca buku-buku yang sudah disediakan oleh sekolah dan kemudian akan dibahas bersama-sama. Selain itu, guru-guru juga akan mengikuti ujian yang diadakan oleh sekolah. Ujian ini berisi materi-materi buku yang sudah dibaca sebelumnya. Guru yang mendapat nilai tertinggi akan mendapat award dari Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School.
Kegiatan ini sudah berlangsung dari tahun-tahun sebelumnya. Mudah-mudahan kegiatan ini akan terus berlanjut dan akan memberi nilai positif di lingkungan masyarakat sekolah. Untuk ke depannya sekolah akan terus berupaya meningkatkan program literasi sebagai bentuk dukungan dalam menyukseskan program literasi nasional.
Pendidikan dalam Kacamata Islam | oleh Nurhasanah, S.Pd.
Tidak dapat kita pungkiri bahwa pendidikan merupakan sebuah pondasi utama yang harus dimiliki manusia dalam mengarungi bahtera kehidupan. Untuk mendapatkan pendidikan yang baik, maka perlu adanya pemahaman yang baik pula terhadap dasar dan tujuan pendidikan itu sendiri. Secara umum, pendidikan dapat kita artikan sebagai suatu metode untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan, dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dalam pandangan Islam sendiri, pendidikan mendapat tempat yang terdepan, dimana manusia diharapkan mampu menempatkan dirinya sebagai khalifah-khalifah bumi yang berilmu pengetahuan dan tidak lupa akan Tuhan. Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk berhenti mencari ilmu karena ilmu bertebaran dengan begitu luasnya. Semakin banyak yang diketahui oleh seseorang, maka semakin sadarlah ia, bahwa begitu banyak yang belum ia ketahui. Al-Qur’an yang merupakan pedoman tertinggi dan menjadi petunjuk hidup bagi seluruh umat islam, dengan sangat jelas mengemukakan betapa pentingnnya pendidikan. Hal ini dapat kita lihat dalam beberapa Firman Allah yang terdapat di dalam kitab suci Al-Qur’an.
“Katakanlah
adakah, “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang
tidak mengetahui?” Sesungguhnya yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”
(Q.S. Az-Zumar : 9). “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan” (Q.S. Al Mujaadilah : 11). Bahkan, untuk
memuliakan posisi ilmu pengetahuan, maka ayat pertama yang diturunkan pada Nabi
Muhammad SAW adalah ayat yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Allah SWT
berfirman, “Bacalah dengan (menyebut)
nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (Q.S.Al-‘Alaq : 1-5). Allah SWT
juga telah bersumpah dengan salah satu perangkat keilmuan yang paling penting
sebagaimana yang terdapat dalam surah Al-Qalam,
ayat pertama sampai dengan ayat ke empat. Allah berfirman, “Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis,
berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. Dan
sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak
putus-putusnya. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
“Katakanlah adakah, “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya yang berakallah yang dapat menerima pelajaran” (Q.S. Az-Zumar : 9). “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S. Al Mujaadilah : 11). Bahkan, untuk memuliakan posisi ilmu pengetahuan, maka ayat pertama yang diturunkan pada Nabi Muhammad SAW adalah ayat yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Allah SWT berfirman, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (Q.S.Al-‘Alaq : 1-5). Allah SWT juga telah bersumpah dengan salah satu perangkat keilmuan yang paling penting sebagaimana yang terdapat dalam surah Al-Qalam, ayat pertama sampai dengan ayat ke empat. Allah berfirman, “Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
Selanjutnya, ada beberapa hadist yang juga berkaitan dengan ilmu pengetahuan, yang telah dinukilkan. Salah satu di antaranya adalah hadist yang menyerukan bahwa umat manusia harus menggenggam long life learning sebuah istilah yang sedang booming saat ini, namun sudah diperintahkan sejak masa Rasulullah SAW. “Carilah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat”. “Siapa yang dikehendaki baik oleh Allah maka Dia akan membuatnya faqih dalam agama. Dan ilmu itu hanya dapat diraih dengan belajar,” (HR. Bukhari). “Manusia yang paling dekat dari derajat kenabian, adalah orang-orang yang berilmu dan berjihat. Adapun orang -orang yang ahli ilmu, itu dikarenakan mereka memberi petunjuk kepada masyarakat atas dasar agama yang dibawah para rasul; sedangkan orang-orang yang berjihat itu dikarenakan mereka berjihat dengan pedang atas dasar agama yang dibawah para rasul,” (HR.Abu Nu’aim dari hadist Ibnu Abbas ra).” Akan ditimbang dihari kiamat tinta ulama’ dan darah para Syuhada’,”(HR. Abdul Barr dari hadist Abu Darda ra.).
Syaikh Hasan Al-Basri ra memberikan penjelasan
bahwa :“setelah tinta ulama’ ditimbang
dengan darah para syuhada’ ternyata tinta ulama’lah yang lebih berat.” Dari
Firman Allah dan hadist tersebut dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya
sebuah pendidikan bagi kehidupan kita sebagai penerang kehidupan yang
berlandaskan dengan agama serta berjuang seperti syuhada’ sampai tetes darah
akhir dengan berlandaskan nilai ketuhanan. Adapun pentingnya
pendidikan dalam pandangan Islam juga dapat kita lihat melalui
sejarah Islam itu sendiri. Pada peradaban Islam yang lampau tentunya kita akan
mendengarkan berbagai fakta ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh Umat Islam.
kekuatan Islam yang bersendi pada Alquran mampu menaklukkan berbagai wilayah
negara. Di mulai dari masa Rasulullah, kemudian diteruskan di masa Khulafaur
Rasyidin, hingga masa tabiin dan munculnya berbagai dinasti Islam di sejumlah
negara, seperti Dinasti Abbasiyah, Umayyah, Fatimiyyah, Ottoman, Mamluk, dan
sebagainya. Umat Islam sempat merasakan puncak keemasannya, dimana disaat
bangsa Eropa mengidap penyakit hitam, umat Islam sudah menemukan sabun, di saat
jalan-jalan di Eropa kumuh, gelap, tidak teratur, umat islam sudah punya
jalan-jalan yang indah, penerangan, bahkan sistem irigasi yang sudah maju. Dari
sejarah yang telah lampau ini, dapat kita simpulkan bahwa Islam
menempatkan pendidikan sebagai yang utama dan terdepan. Islam menginginkan
pemeluknya cerdas serta pandai yang ditandai oleh adanya kemampuan dalam
menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat, sedangkan pandai di tandai oleh
banyak memiliki pengetahuan dan informasi. Kecerdasan dan kepandaian itu dapat
dilihat melalui sains yang banyak dan berkualitas tinggi, mampu memahami dan
menghasilkan filsafat, dan rohani yang berkualitas tinggi. Mari terus belajar
hingga akhir usia!
Seni dan budaya adalah bagian yang integral dan tak terpisahkan dalam dunia pendidikan. tak hanya menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, wawasan seni dan budaya adalah wahana yang efektif tak hanya sebagai pembelajaran, tetapi juga ajang kreatifitas dan hiburan dengan kearifan lokal. Dalam berbagai bentuk, seni dan budaya adalah oase yang menyegarkan bagi mereka yang merindukan kesegaran dari budaya dan kearifan lokal. Baik berbentuk seni rupa, seni pertunjukkan, dan seni sastra.
Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia (OSEBI) merupakan ajang tahunan yang menjadi media untuk menggali bakat, kemampuan, dan kecerdasan siswa, memperkaya sumbangsih bagi khasanah budaya bangsa dengan memberi kesempatan kepada siswa dalam pengembangan kecerdasannya dalam bidang seni dan bahasa Indonesia. Kegiatan ini diperuntukkan bagi para generasi muda Indonesia yang berusia antara 6 – 18 tahun. Tahun 2018 ini adalah tahun keempat OSEBI diselenggarakan.
Kegiatan OSEBI juga dilandasi pemikiran bahwa kita perlu mendorong para remaja untuk mencintai seni dan budaya demi mengabadikan kearifan lokal. OSEBI diikuti oleh para siswa SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA yang datang dari beberapa daerah di seluruh Indonesia. Mereka adalah siswa-siswa kita yang memiliki kreativitas di bidang seni, budaya, dan bahasa dengan mendedikasikan sebagian waktunya untuk menciptakan karya yang apik.
Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia (OSEBI)
dilaksanakan sehubungan dengan misi mendukung pendidikan di Indonesia. OSEBI
merupakan media untuk menggali bakat, kemampuan, dan kecerdasan siswa,
memperkaya sumbangsih bagi khasanah budaya bangsa dengan memberi kesempatan
kepada siswa dalam pengembangan kecerdasannya dalam bidang seni dan bahasa
Indonesia. Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia atau yang disingkat OSEBI
memiliki beberapa lomba yang diadakan, yaitu meyanyi solo, menulis puisi,
menulis cerpen, menulis esai, penampilan puisi, dan tari kreasi nusantara.
Tahun
ini Sekolah Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School ikut serta mengirim peserta
pada perlombaan OSEBI. Sebelum mengikuti perlombaan, terlebih dahulu sekolah
menyeleksi siswa dan mengambil yang terbaik untuk setiap cabang. Setelah
mendapatkan peserta terbaik, tim sekolah mengirim file peserta dan materi
perlombaan melalui website yang sudah ditentukan oleh panitia. Tahap ini
mulai dilaksanakan dari bulan November – Desember 2019. Dari semua cabang yang
diikuti, tidak semua cabang mendapat kesempatan untuk berlomba di tingkat nasional. Salah satu peserta yang
dapat berkompetensi di tingkat nasional, yaitu Nyak Putroe Humaira pada bidang
menulis esai dan berhasil masuk dalam tiga besar tingkat nasional. OSEBI
tingkat nasional akan diadakan pada tanggal 21 – 23 Februari 2020. Untuk lomba menulis
esai, panitia OSEBI sudah menentukan tema yang harus diikuti oleh setiap
peserta lomba menulis esai. Selain itu, setiap peserta juga harus memerhatikan
kriteria penulisan dan sesuai dengan kaidah kebahasaan.
Persiapan
untuk melanjutkan ke tingkat nasional sudah dilakukan oleh peserta finalis, di
antaranya dengan pendalaman soal-soal bahasa Indonesia dan melatih kecakapan
berbicara di depan juri dalam rangka mempresentasikan isi esai yang sudah
ditulis. Selain itu, finalis harus menguasai PUEBI agar dapat menjawab soal
dengan benar. Mudah-mudahan dengan persiapan yang matang, Nyak Putroe dapat
membawa medali emas untuk sekolah Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School.
Assalamualaikum Wr. Wb ibu/bapak
Selamat memperingati maulid Nabi SAW 1441 H.
Setiap tahun sekolah Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School mengadakan acara santunan untuk anak yatim.
Dan alhamdulillah tahun kemarin sudah terkumpulkan 384 paket santunan dan sudah didistribusikan ke panti asuhan dan anak yatim di sekitar sekolah.
Tahun ini kami kembali membuka kesempatan kepada ibu/bapak untuk kembali menjadi kafilul yatim (para pemelihara/penyantun anak yatim).
Ada satu hadits masyhur yang sering disampaikan untuk memotivasi agar kita menyantuni anak yatim. Hadits tersebut termaktub dalam kumpulan hadits Imam Bukhari dengan nomor 5304;
أَنَا وَكَافِلُ اْليَتِيْمِ فِي اْلجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِالسَّبَّابّةِ وَاْلوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا
“Aku dan pemelihara/penanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”. Kemudian beliau mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengahnya serta agak merenggangkan keduanya.
Semoga Allah menerima amal baik dan membalas dengan pahala yang berlipat buat para kafilul yatim. Amiin.
FATIH GELAR PELATIHAN PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN | FDTP
Banda Aceh – Sekolah Fatih Bilingual School bekerjasama dengan Sekolah Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School Banda Aceh, menggelar program pelatihan untuk guru se-Aceh di awal tahun 2020. Program yang bertajuk FDTP (Fatih Development of Teacher Training Program) tersebut berlangsung selama tiga hari, 2 s.d. 4 Januari 2020. Pembukaan untuk kegiatan di hari pertama pun dibuka secara resmi oleh Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, bertempat di aula utama Sekolah Fatih Bilingual School. Turut pula hadir beberapa undangan dari pihak dinas pendidikan dan beberapa instansi lainnya yang telah meramaikan suasana pada opening ceremony yang digelar pada pukul 09.00 WIB tersebut. Program yang sukses menghadirkan 204 peserta yang terdiri dari guru, dosen, mahasiswa, dan pengamat pendidikan ini pun mengusung tema yang sangat menarik, “Improving the Quality of Education, Where to Start?”
Adapun beberapa pembicara utama di acara ini adalah Dianindah Apriyani (Senior Country Manager of Indonesia, Cambridge Assessment International Education), Prof.Dr.Setiono Sugiharto (Graduate School of Applied English Linguistics, Atma Jaya University), dan Indra Charismiadji (Education Consultant, 21st Century Learning Expert). Selain mendapatkan ilmu dari para pembicara utama, para peserta dari 14 kota/kabupaten Aceh ini pun dapat berjumpa dengan 28 pembicara lainnya pada “breakout sessions” dengan topik yang beragam yang dibawa dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Para peserta diberikan kesempatan untuk memilih kelas-kelas tersebut sesuai dengan bidang yang diminati dan bidang yang ingin digali lebih dalam lagi dengan sistem “moving class” yang berdurasi selama 60 menit untuk setiap sesinya.
Adapun 44 topik dari berbagai bidang yang dipaparkan dalam program peningkatan mutu guru ini meliputi:
School
Self-Evaluation
How to
Teach Coding to Primary and Secondary School Students
Action
Research, Part 1: Doing Action Research Tasks
Action
Research, Part 2: Presenting Action Research Plan &
Discussion
Inisiasi dan Konsistensi
Berprestasi di Olimpiade Sains
Efektifitas GoogleClassroom
dalam Blended Learning
Evolution of Teaching: How to
Implement Technology for More Effective Learning?
Blended learning in school
context
Blended learning in
communication and collaboration
Parent Home Visit Program (PTHV): mengenal karakter dan potensi
siswa
Mengajar di abad 21
Laboratorium sains yang aman dan menyenangkan
Riset dan penelitian oleh siswa, mungkinkah?
How to boost professional development via webinars?
Am I a great leader?
Personalised Learning, have you tried?
The greatness of coaching and mentoring skill
Being a successful school leader: how to listen and communicate
effectively?
“Believing you can get smarter makes you smarter” mindset: the power
to transform students
Global trends improving education 2019: how efficient is our
education system?
Key concepts of assessment: what every teacher should know about
assessment?
Taking assessment to the next level: designing classroom assessment
for modern learners.
Meningkatkan kualitas pendidikan dengan menulis: Menulis…, Semudah
Ngerumpi!
Meningkatkan kualitas pendidikan dengan menulis: Menerbitkan
Buku…, Siapa Takut?
Strategi pelaksanaan PAKEM dalam kelas
Unveiling The Joy of Active Learning: From ‘Boring to ‘Engaging’
Active Learning Strategies: How Do They Support Student Success?
Project Based Learning ideas to boost your student creativity
Design Thinking – Solving everyday problems at school
How can leaders encourage a research culture in school?
Why Social Emotional Learning is suddenly in the spotlight?
Language teaching effectiveness: teaching pronunciation for young
learners
Manajemen kelas efektif (menyusun ekspektasi kelas dan
konsekuensinya)
Problematika Keberagaman Karakter Siswa di Kelas (Keberagaman
Karakter siswa dan penanganannya)
How to apply CLIL (Content and Language Integrated Learning) in
class project / practical lesson?
Language teaching effectiveness: pronunciation and phonetic as the
essential elements
Language teaching effectiveness: Fun and Creative Activities to
Start and End English Lesson
Language teaching effectiveness: focusing on English speaking skill
Proficiency in CLIL (Content and Languange Integrated Learning) in
Primary Science
Joyful Mathematics Learning 1: Using Physical Manipulative in
Mathematics Learning
Joyful Mathematics Learning 2: Using Virtual Manipulative in
Mathematics Learning
Mentoring Skills; Conducting an Effective and Constructive Classroom
Observation
The impact of applying collaborative learning
How to Plan Your Lesson Effectively?
Program ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk meningkatkan kualitas pendidikan di tahun 2020 ini. Beberapa pihak pun mengusulkan agar FDTP kembali hadir di tahun-tahun berikutnya.
Refleksi Hari Bencana Nasional | oleh Nurhasanah, S.Pd.
Sepanjang tahun 2018 dan 2019 ini, kita sering menyaksikan berbagai berita tentang bencana yang terjadi di Aceh dan di berbagai wilayah Indonesia lainnya. Bencana-bencana tersebut meliputi bencana kecil hingga bencana besar, seperti kebakaran, banjir, longsor, badai, kekeringan, erupsi gunung merapi, gempa, dan bahkan tsunami. Bencana tsunami yang telah terjadi di Selat Sunda tahun lalu pun, meninggalkan berbagai cerita dan ketakutan akan tsunami susulan. Bencana yang terjadi di pesisir selat Sunda tersebut, ternyata bukan kali pertama. Menurut sejarah, muntahan magma Krakatau pernah menyebabkan dasar laut runtuh dan menimbulkan tsunami hingga 40 meter di atas permukaan laut pada tahun 1883.
Sejarah Tsunami Aceh
Menyoal tentang tsunami, warga Aceh khususnya sudah sangat familiar dengan nama bencana yang satu ini. Kenangan akan gempa hebat yang menimbulkan tsunami di beberapa wilayah Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 yang silam, tentu masih menjadi sejarah yang tidak akan terlupakan bagi warga Aceh. Ribuan gedung hancur, ratusan ribu nyawa hilang, dan sebagian besar telah dimakamkan secara massal. Kendatipun demikian, banyak hikmah yang dapat kita reguk sarinya di balik duka Aceh tersebut, seperti rasa solidaritas dari seluruh wilayah Indonesia dan dunia yang datang untuk saling bahu-membahu dalam proses rekonstruksi Aceh pasca tsunami. Tidak hanya itu, bencana ini juga membuahkan perjanjian damai antara Pemerintah RI (Republik Indonesia) dan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di Helsinki, pada tanggal 15 Agustus tahun 2005 yang silam. Sungguh, perjanjian damai ini merupakan harapan dan cita-cita warga Aceh yang telah tertanam sejak lama.
Nandong Smong dari Simeulue
Jika kita ingin berkaca pada pengalaman warga Simeulue yang berhasil menyelamatkan diri dari tsunami empat belas tahun yang lalu, kita akan merasa takjub. Pendapat yang serupa juga telah dipaparkan oleh opini sebelumnya. Hal ini dikarenakan oleh warga Simeulue yang sudah mengenal baik akan tanda-tanda datangnya bencana melalui warisan budaya yang dinamakan “Smong” atau “Nandong Smong”. Berdasarkan laporan penelitian yang disampaikan oleh M.Takari, dkk., Nandong Smong adalah sebuah genre nyanyian rakyat Simeulue Aceh, yang dapat dikelompokkan kepada cerita rakyat (folklor) berupa penjelasan atau narasi multi-indeksikal mengenai situasi alam yang dikenali dengan Tsunami (Nandong Smong Nyanyian Warisan Sarana Penyelamatan Diri dari Bencana Tsunami dalam Budaya Suku Simeulue di Desa Sukamaju: 2017). Adapun beberapa lirik yang juga dipaparkan pada laporan tersebut adalah sebagai berikut:
Unen ne alek linon “Diawali oleh gempa” Fesang bakat ne mali “Disusul ombak yang besar sekali” Manoknop sao hampong “Tenggelam seluruh kampung” Tibo-tibo mawi “Tiba-tiba saja”
Anga linon ne mali “Jika gempanya kuat” Uwek suruik sahuli “Disusul air yang surut” Maheya mihawali “Segeralah cari” Fano me singa tenggi “Tempat kalian yang lebih tinggi”
Atas pengetahuan lokalnya terkait evakuasi bencana tsunami tersebut, masyarakat Simeulue mendapatkan penghargaan dari PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) melalui program ISDR (International Strategy for Disaster Reduction). Budaya lokal ini dapat menjadi inspirasi untuk menciptakan mars siap siaga bencana secara nasional, yang dapat dipakai sebagai pengingat bagi seluruh elemen masyarakat.
Mengintip Kesiapsiagaan Bencana di Jepang
Selain warga Simeulue, beberapa warga yang terdapat di daerah Chosy-City, Chiba, Jepang, juga telah menerapkan nilai-nilai kesiapsiagaan terhadap bencana tsunami. Hal ini dapat dilihat dari pembuatan peta evakuasi kepada seluruh warga Chosy yang telah lama rampung pasca gempa dan tsunami pada Maret 2011 yang lalu. Peta ini tidak hanya diwarnai oleh keterangan-keterangan mengenai daerah yang diperkirakan akan diterjang oleh tsunami yang memiliki tingkatan kuat maupun rendah, tetapi juga diwarnai dengan keterangan mengenai daerah yang tidak akan kena tsunami dan daerah yang bisa menjadi tempat evakuasi. Secara tidak langsung, peta ini dapat membantu warga untuk mengetahui jalan yang aman saat bencana tsunami kembali melanda di kemudian hari. Selanjutnya, di kota ini juga sudah terdapat 16 tiang listrik di beberapa sudut yang rawan tsunami. Pada tiang listrik tersebut, telah tertera tulisan mengenai seberapa jauh jarak yang harus kita tempuh dan berapa jarak ketinggian yang harus kita capai ketika tsunami datang.
Selain kota Chosy-City, kota Asahi juga merupakan salah satu kota yang memiliki peta evakuasi bencana yang tidak jauh berbeda dengan peta evakuasi yang terdapat di kota Chosy-City. Warga setempat juga memiliki buku cerita rakyat mengenai bencana tsunami yang berjudul “Inamura No Hi” dan di sana juga terdapat sebuah Tsunami Telling Group. Sedangkan di Toshima-ku yang berlokasi di Tokyo, salah satu usaha untuk menghadapi bencana di sana adalah dibangunnya sebuah taman yang diberi nama “Tokyo Rinkai Disaster Prevention Park”. Di taman yang sudah dikombinasikan dengan gedung ini, kita akan merasakan simulasi gempa dengan cara yang unik, menggunakan mesin game portable yang sangat populer di kalangan anak-anak yang disebut Nitendo. Ruangan yang terdapat di taman tersebut, berhasil disulap seperti suasana saat gempa besar tengah terjadi. Diruangan tersebut, terlihat mobil yang ambruk dikarenakan bangunan yang runtuh, tiang listrik yang tumbang, rumah yang ruang dapurnya sedang kebakaran, serta AC yang terlihat hampir jatuh. Para pengunjung yang datang, berkewajiban untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan situasi yang berada di ruangan simulasi tersebut. Setiap pertanyaan yang benar akan diberikan nilai. Jika nilai yang diperoleh telah mencapai 80 ke atas, maka para pengunjung yang melakukan simulasi tersebut dinyatakan siap dalam menghadapi bencana gempa. Uniknya, taman ini juga menyediakan ruangan yang memamerkan perlengkapan dan tas siaga bencana dari berbagai negara. Berdasarkan sejarah yang ada, Jepang merupakan salah satu negara yang paling banyak mengalami gempa dan tsunami, sehingga tidak heran jika Jepang berusaha keras untuk menyiapkan warganya agar dapat menjadi warga yang tangguh akan bencana.
Kesiapsiagaan Bencana di Aceh
Aceh kembali dengan wajah baru. Rekonstruksi infrastruktur Aceh yang semakin membaik tidak lepas dari kerja keras pemerintah, beberapa instansi dari dalam negeri maupun luar negeri, beberapa komunitas, dan berbagai elemen masyarakat lainnya. Hal ini dapat kita lihat dari akses transportasi, jalan, dan jembatan yang semakin rapi, serta beberapa di antaranya dilengkapi dengan “sign” evakuasi bencana. Saat ini, kita juga dapa melihat beberapa bangunan “escape building”, beberapa bangunan yang menggunakan konsep ramah bencana, adanya pusat edukasi bencana seperti TDMRC (Tsunami and Disaster Mitigation Research Centre) Unsyiah, Museum Tsunami, Magister Ilmu Kebencanaan Unsyiah, resminya beberapa sekolah siaga bencana, dan berbagai fasilitas lainnya yang baru kita rasakan pasca Tsunami Aceh. Kehidupan terus berjalan dan seluruh warga Aceh saat ini sejatinya harus tetap mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam menghadapi bencana yang bisa saja terjadi di kemudian hari. Nilai kesiapsiagaan bencana harus senantiasa dipupuk untuk berbagai kalangan usia, dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat sekitar. Sehubungan dengan hal ini, beberapa program telah diimplementasikan seperti simulasi bencana yang diadakan oleh BPBA (Badan Penanggulangan Bencana Aceh) dan distribusi buku “Panduan Pendidikan Penanggulangan Bencana untuk Sekolah” yang telah diterbitkan oleh Yayasan Jambo Minda bekerjasama dengan Asian Disaster Reduction Center-ADRC, Jepang, TDMRC, Unsyiah, Indonesia Arbeiter Samariter Bund-ASB, Jerman, dan Osaka Gas Foundation of International Cultural Exchange-OGFICE, Jepang. Konferensi mengenai topic bencana untuk lokal, nasional, dan bahkan tingkat internasional pun acap kali digelar demi penyebaran ilmu kebencanaan untuk masyarakat setempat. Terkait penguatan kesiapsiagaan bencana di keluarga, hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan memahami lokasi rumah dan melakukan simulasi bencana bersama keluarga. Belajar menyiapkan tas siaga bencana dan berdiskusi tentang kebencanaan, juga dapat dilakukan agar seluruh anggota keluarga mempunyai pandangan yang sama. Sedangkan di sekolah, penguatan kesiapsiagaan bencana dapat dilakukan dengan melakukan simulasi antara siswa dan guru di sekolah, diskusi mengenai video kebencanaan bentuk animasi maupun bukan animasi, penampilan bercerita atau mendongeng tentang kebencanaan, melakukan kerja sama dengan berbagai pihak ahli, seperti Magister Ilmu Kebencanaan, yang telah memiliki berbagai produk tentang kebencanaan seperti, teka-teki silang dan ular tangga kebencanaan. Untuk penguatan kesiapsiagaan di lingkungan sekitar, dapat dilakukan dengan melakukan simulasi bersama warga sekitar dan berusaha mengenal jalur evakuasi dan tempat-tempat yang diperkirakan dapat terisolasi ketika bencana terjadi. Semoga ikhtiar, usaha, dan doa yang kita lakukan, dapat mengurangi resiko bencana di kemudian hari. Mari berfleksi di hari bencana nasional tahun ini, seperti tema yang telah ditetapkan, “Melawan Lupa, Bangun Siaga”.
Nurhasanah, S.Pd.
Guru SD TNA Fatih Bilingual School
Pegiat FLP Banda Aceh
Alumni JENESYS.2.0 (Japan-East Asia Network of Exchange for Student and Youths) for Disaster Education
Seminar Pendidikan, Ramaikan Suasana Program DTP 2019 Program Developing of Teaching and Proficiency yang dilaksanakan oleh Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School (TNA FBS), Fatih Bilingual School (FBS), dan Prestige Bilingual School, berjalan dengan baik sejak 19 s.d. 21 Desember 2019. Program pengembangan kompetensi sebagai seorang guru ini juga diisi dengan beberapa seminar pendidikan dengan berbagai topik hangat yang diharapkan dapat menjadi inspirasi dan inovasi bagi semua guru yang hadir. Salah satu pembicara dalam seminar pendidikan yang berlokasi di sekolah TNA FBS tersebut diisi oleh pakar pendidikan Aceh, Dr. Saminan, M.Pd. Di dalam seminar pendidikan tersebut, beliau mengungkapkan rumus energi E=MC2 yang cukup terkenal dan merupakan ciri khas dari ilmuan Albert Einstein. Energi di dalam formula ini diibaratkan sebagai energi yang dimiliki oleh semua orang. Massa pada rumus ini diibaratkan sebagai potensi yang dimiliki oleh anak-anak didik kita yang dianggap sebagai kertas putih dan bersifat fitrah. Sedangkan cahaya diibaratkan sebagai jenis-jenis penanganan atau metode pendidikan yang diterapkan. Pakar pendidikan yang juga merupakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banda Aceh tersebut, juga mengajak semua yang hadir untuk mendidik jiwa anak terlebih dahulu. “Didiklah jiwa anak yang paling penting.” Pendidikan jiwa ini dapat mempengaruhi potensi dan motivasi yang ada dalam diri anak, dan kemudian potensi-potensi ini juga dapat diarahkan sebagai kelompok-kelompok belajar. Di dalam seminarnya, beliau juga memaparkan pidato singkat yang disampaikan oleh menteri pendidikan Indonesia. “Bapak menteri mengatakan bahwa UN direncanakan untuk tidak dilaksanakan lagi di tahun ajaran berikutnya. Jadi, penilaian akan dilaksanakan dalam tiga aspek, meliputi nalar, numerik, dan karakter.” Di akhir sesi seminar, beliau juga mengingatkan kembali bahwa kemampuan mengamati, mengidentifikasi, menyebutkan, menganalis, dan berbicara, juga merupakan aspek yang penting yang harus dikembangkan oleh diri anak.
×
Hello!
Terima kasih telah berkunjung ke website Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School